Sedang aku berupa perahu
yang lepas dari dermaga untuk kembali menuju dermaga
bersanding selalu bersama air, terbatasi tipis sekali sekeping papan
dan gelobang maut pun menyertai
sebagaimana buih yang mengapung atas sebuah riak
dan gedesaunya terhadap karang...
dengan apa aku mesti berlabuh
jikalau tak cukup bekal pengayuh?
jika ingui perahu ini mengembang syahdu
berlayar di lautan dzikirku
maka aku ingin Engkau yang menjadi nahkoda perahuku...
Senin, 22 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar